Skip to main content

Waspada Hortikultura Organik

Table Of Content [Close]
    Hortikultura Organik - Dinas Pertanian Sumatera Utara (Sumut) akan semakin mendorong petani untuk menghasilkan hortikultura bebas residu atau yang dikenal dengan organik untuk bisa tetap mendapat pasar ditengah serbuan produk China Hortikultura organik merupakan ... salah satu upaya untuk bisa memenangkan persaingan dalam merebut pasar pada pasca perdagangan bebas Asean, China-Indonesia," kata kepala Dinas Pertanian Sumut, M Roem S, di Medan, malam ini.


    Dijelaskan, sayur dan buah dari luar negeri seperti China dipastikan mengandung zat-zat tertentu agar bisa bertahan lama di pasarkan di negara lain atau minimal kalau tidak menggunakan zat kimia, kesegarannya dipastikan berkurang karena lama di perjalanan. Sementara, dewasa ini, konsumen semakin menginginkan makanan yang sehat yang antara lain dengan terjaganya kesegarannya dan bebas pestisida.

     "Nah kalau petani Sumut bisa memberikan buah dan sayur yang sehat, pasti konsumen akan memilih sehingga produk dari negara asing itu tidak lagi menjadi ancaman," katanya.

    gambar dinas pertanian waspadai hortikultura bibit organik
    dinas bibit | bibit pohon


    Apalagi, sebenarnya buah Sumut seperti pisang barangan, jeruk dari Brastagi, durian dan duku serta berbagai sayuran masih mendapat tempat di hati konsumen. "Untuk semakin kuat bersaing dan memenangkan persaingan, sosialisasi mengenai budidaya yang baik termasuk panen yang benar akan semakin ditingkatkan," katanya.


    Pemerintah Provinsi Sumut sendiri akan meningkatkan pengawasan atas masuknya hortikultura dari negara asing di mana produk yang masuk harus memiliki standar Indonesia.

    Dukungan Dinas Pertanian Terhadap Petani Hortikultura

    Kepala seksi ekspor hasil pertanian dan pertambangan sub dinas perdagangan luar negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Fitra Kurnia, menyebutkan, hortikultura masih bisa bersaing dengan produk asing bahkan pasar ekspornya cukup bagus.


    Dia mengacu pada data Surat Keterangan Asal (SKA), di mana pada 2009 terjadi kenaikan ekspor pada produk itu atau menjadi senilai 18,9 juta dolar AS dari hasil penjualan sebanyak 66.901 ton. Tahun 2008, nilai devisa dari produk itu sendiri masih sebanyak 50.314 ton senilai 17,4 juta dolar AS. Ekspor hortikultura yang potensial adalah cabe kering dan termasuk kacang tanah dengan tujuan ekspor ke Thailand, Jepang, Belanda dan bahkan ke China.(warta waspada online)