Skip to main content

Budidaya Tanaman Durian : Teknik Pembibitan I

Table Of Content [Close]
    Terdapat banyak sekali teknik pembibitan dalam melakukan budidaya tanaman durian, hal ini tentu bisa dijadikan alternatif yang efektif bagi para petani untuk bercocok tanam dengan beragam pilihan yang bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan atau fasilitas/media yang ada.




    gambar budidaya durian menggunakan teknik pembibitan I


    Persayaratan Benih

    Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
    1. Asli dari induknya
    2. Segar dan sudah tua
    3. Tidak kisut
    4. Tidak terserang hama/penyakit


    Persiapan Benih dan Bibit

    Perbanyakan tanaman durian dapat dilakukan melalui generatif (dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cangkokan)
    1. Pengaadaan benih dengan cara generatif, memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahan agar tidak berkecambah/rusah dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam
    2. Pengadaan bibit dengan cara okulasi, persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur. sistem perakaran bagus dan produktif. Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna, setelah umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara berikut:
    • Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (+1 cm). Dipilih mata tunas yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah
    • Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm shingga mirip lidah
    • Kulit mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya 
    • Sisipkan "mat" yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk perisai) diantar kulit. Setelah seleasi dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian di periksa apakah persisai mata tunas berwarna hijau atau tidak.
    • Bila berwarna hija, berarti okulasi berhashil, jika cokelat berarti okulasi gagal.


    Penyusuan

    1. Model tusuk/susuk
    2. Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju ke arah pucuk. Panjang belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah sebaikny memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang kemudian disayat sampai runcing disisipkan kebelahan calon batang atas yang telah dipersiapkan. supaya calon batang bawah tidak mudah lepas, sambungannya harus di ikat kuat kuat dengan tali rafia.
    3. Selama masa penyusunan batang yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga, tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman induk supaya tidak goyah setelah dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan
    4. Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum berkayu keras
    5. Model Sayatan
    • Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang sudah berbuah dan besarnya sama
    • Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama
    • Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama
    • Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti penyusunan tersebut berhasil
    • Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong
    • Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.


    Cangkokan

    Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman sehat, subur, cukup usi, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter=2-2,5 cm) kulit masih hijau kecokelatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapaun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut:
    • Pilih cangan durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau kecookelatan
    • Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas
    • Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari
    • Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan 1:1. Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh
    • Sekitar 2-5 bulan, akar cangkoka akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah yang subur


    Bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan, tetapi disemaikan terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah dibersihkan dari dagin buah dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung ditanam di polibag. Caranya biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan media tanah dan pasir perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah) suhu media diupayakan cukup lembab (20-23 derajat C)

    Biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon akar tunggang menempel ke tanah) dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya adalah 2 cm membujur dan 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan larutan fungisida, kemudian kotak sebelah aas ditutup plastik supaya kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan tudung akar langsung masuk ke dalam media yang panjangnya 3-5 cm. Saat itu tutup plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan di persemaian pembesar atau polibag.
     
    Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75-150 cm atau berumur 7-9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya belaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.

    To be continued ...!